Updating Results

Meningkatkan Nilai Jual Meski Belum Punya Pengalaman

Asa Citra

Careers Commentator
Tidak memiliki pengalaman kerap membuat fresh graduate merasa tidak memiliki nilai jual saat melamar pekerjaan. Padahal, belum tentu juga perusahaan mencari kandidat yang berpengalaman. Terlebih lagi, nilai jual seorang kandidat juga tidak semata-mata ditentukan dari pengalamannya.

Ada banyak hal yang bisa dijadikan solusi untuk meningkatkan nilai jualmu saat melamar pekerjaan. Beberapa di antaranya akan dijelaskan pada poin-poin di bawah ini. Namun, secara garis besar, segala tips berikut ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, baik soft skill maupun hard skill.

1. Magang atau Freelance

Selama belum mendapatkan pekerjaan tetap, mengikuti magang adalah solusi yang lebih baik ketimbang menganggur. Saat memilih program magang, sebaiknya pilih bidang yang sesuai dengan target karirmu secara jangka panjang.

Jika program magang pun belum didapat, cobalah mencari proyek freelance. Tidak masalah jika bidangnya berbeda dari fokus karirmu. Alternatif lain, kamu juga bisa berbisnis meski hanya kecil-kecilan. 

Melakukan berbagai kegiatan semacam di atas sembari menunggu pekerjaan menunjukkan kamu cukup kreatif dan gigih dalam mencari peluang, mengembangkan diri, dan mengisi waktu secara produktif. Semuanya dapat mengasah soft skill yang nantinya bisa membuatmu bekerja dengan lebih baik.

2. Training dan Sertifikasi

Keterampilan yang kamu dapat dari program pelatihan singkat akan melengkapi ilmu yang kamu miliki. Poin ini akan sangat efektif meningkatkan potensimu diterima bekerja terutama jika keterampilan tersebut berhubungan erat dengan job desk kamu nantinya.

Beberapa bidang industri menawarkan variasi pelatihan yang lebih banyak. Oleh sebab itu, mungkin kamu bisa lebih spesifik memilih jenis sub-bidang yang ingin kamu kuasai untuk karirmu. 

Selain berupa hard skill atau keterampilan teknis, kamu juga bisa mengikuti training soft skill untuk meningkatkan kualitasmu secara individu. Pelatihan semacam ini umumnya banyak dilaksanakan oleh lembaga swasta, baik secara daring maupun luring.

3. Pengalaman Organisasi atau Volunteer

Meski bidangnya berbeda dengan bidang pekerjaan yang kamu lamar, pengalaman berorganisasi menunjukkan setidaknya kamu sudah paham dinamikanya bekerja sama dengan berbagai divisi untuk mencapai tujuan bersama.

Jika selama kuliah kamu kurang aktif di organisasi, maka cobalah ikut program volunteer ke lembaga sosial atau keagamaan. Selain menggunakan waktu untuk hal positif, aktivitas ini juga ampuh mengasah soft skill kamu, terutama dalam hal komunikasi, koordinasi, dan problem solving.

4. Banyak Membaca

Membaca yang dimaksud disini bukanlah sekedar membaca komik atau novel favorit, namun buku-buku atau artikel yang dapat mengembangkan kemampuan diri dan wawasanmu. Kamu juga bisa mengikuti berita secara rutin.

Utamakan untuk memilih bacaan dengan topik yang sesuai dengan bidang pendidikan, supaya kamu bisa menggunakannya sebagai bekal berkarir. Pilihan lain untuk bacaan adalah yang berhubungan dengan soft skill atau kepribadian diri, agar kamu bisa memiliki performa yang baik dalam bekerja. 

Kualitas seseorang yang berwawasan luas akan sangat terlihat terutama pada sesi wawancara, tes kemampuan, dan focus group discussion. Sebaliknya, kandidat yang minim ilmu akan mudah kebingungan saat diberi pertanyaan sulit.

5. Belajar Bahasa Asing

Menguasai Bahasa Inggris saja tidak cukup untuk membuatmu menonjol karena hampir semua fresh graduate bisa melakukannya. Namun, menguasai setidaknya satu lagi bahasa lain bisa membuatmu cukup mengesankan.

Kemampuan multilingual ini akan sangat mendongkrak potensimu jika kamu bergabung di perusahaan atau lembaga bertaraf internasional. Bahkan, kamu tidak perlu benar-benar mahir dalam bahasa tersebut. Minimal, kamu bisa melakukan percakapan dasar dan memahami istilah-istilah penting dalam bidang industri yang kamu jalani.

6. Jangan Berbohong

Cara instan untuk memikat calon employer adalah dengan membagus-baguskan CV dengan fakta-fakta yang tidak akurat. Sayangnya, masih banyak fresh graduate yang tidak menyadari bahwa trik ini adalah misi bunuh diri.
Jangan dikira pihak HRD tidak akan pernah mengetahui kebenarannya. Meski mereka tidak mengkroscek langsung, kebohongan pasti akan terbongkar dari caramu menjawab berbagai pertanyaan teknis pada sesi wawancara.

Terbukti berhobong membuktikan bahwa kamu tidak bisa dipercaya, sehingga mustahil perusahaan mau merekrutmu. Alih-alih menutupi kekurangan dengan kebohongan, sebaiknya kamu menyatakannya dengan jujur sembari meyakinkan bahwa kamu layak diberi kesempatan bekerja.

7. Rapikan CV

Ketika seorang sebuah perusahaan menerima terlalu banyak CV, biasanya mereka hanya mengambil beberapa yang menarik dan membiarkan sisanya menumpuk tanpa tersentuh. Untuk itu, pastikan CV-mu tampak menarik namun tetap professional.

Pilihlah jenis dan ukuran font yang jelas agar mudah terbaca. Pastikan juga formatnya rapi dan tidak terlalu rapat agar nyaman di mata. 

CV juga sebaiknya tidak terlalu panjang hingga berlembar-lembar karena malah akan membuatnya diabaikan. Pastikan hanya mencantumkan informasi yang relevan dan penting saja. Idealnya, berkas ini tidak lebih dari satu halaman saja.

8. Rapikan Penampilan

Meskipun bukan poin utama dalam penilaian kualitas kandidat, penampilan juga bisa memberikan pengaruh terhadap kesempatanmu. Tak perlu harus berpenampilan sempurna apalagi menggunakan pakaian mahal seperti selebritis. Namun, kamu perlu memastikan semuanya tampak rapi dan bersih.

Sebelum menjalani wawancara, baik itu melalui video maupun tatap muka langsung, pastikan pakaianmu sudah rapi dan tampak professional. Bahkan, pas fotomu saat mengajukan berkas lamaran pun harus tampak bersih dan rapi. Tampak berantakan atau tidak bersih akan membuatmu terkesan malas. 

Tak perlu berkecil hati jika memang belum punya pengalaman kerja. Hal tersebut sangatlah wajar bagi para fresh graduate. Dengan terus berusaha belajar dan mengembangkan diri, kepercayaan dirimu pasti akan terasah. Nilai jualmu pun akan semakin meningkat meski belum ada histori pekerjaan di lembar CV-mu.


Originally published on Prosple Indonesia